Ini yang Menyebabkan Munculnya Branding Bad Boy di Dunia Entertainment
Beberapa
bulan ini saya mengamati banyak sekali entertainer
yang membranding dirinya sebagai bad boy atau bad girl, branding yang sebelumnya jarang disentuh – meskipun bukan
berarti tak ada yang punya karakter seperti itu. Mengapa bisa muncul trend semacam itu? Coba
lihat Komika Uus, musisi dan penyanyi Ardhito Pramono, musisi dan penyanyi Danilla Riyadi, Komika Boris Bokir, Youtuber
Reza Oktovian, Young Lex dan lainnya. Mereka dengan bebas tanpa sungkan
menunjukkan karakter bad boy di berbagai akun Youtube. Mulai dari cara bicara
yang sering jorok tanpa sensor, merokok, bangga dengan tatonya yang mahal,
memperlihatkan sedang minum minuman keras dan lainnya. Apa saja alasan mereka?
ilustration @desainmojokerto |
Sudah capek melihat settingan di TV
Menurut
Komika Uus yang juga menjadi host laris, dia sudah capek melihat settingan
artis-artis. Banyak orang yang dianggap baik oleh penonton padahal aslinya
adalah busuk. Jadi mereka ramai-ramai menunjukkan jati diri yang apa adanya.
Kejujuran itu lebih baik daripada sekedar settingan. Makanya mereka tidak malu
bahkan bangga memamerkan tatonya. Bikin tato mahal, kenapa disembunyikan? Tentu
saja bukan itu alasan sesungguhnya. Mereka (memilih) membranding diri mereka
sesuai dengan karakter yang mereka inginkan.
Bahkan
yang lebih absurd lagi, misalnya ada artis cewek yang ingin dianggap punya
cowok, rela membayar ratusan juta demi mendapat “pacar settingan”. Mereka
berpura-pura demi mendapat branding positif dari penonton. Gila banget kan?
Karakter Bad boy adalah Branding
yang kuat
Mereka
menyadari dengan sepenuhnya bahwa prestasi lebih penting dari sekadar karakter
bad boy atau bad girl. Makanya mereka tetap mengedepankan prestasi dan sudah
tak peduli dengan komentar orang-orang yang tidak setuju dengan tingkah mereka
yang penting tidak merugikan orang lain. Itu prinsip mereka.
Dulu karakter bad boy itu dianggap
negatif dan tak layak tayang di media elektronik terutama tayangan Televisi.
Tapi sekarang karakter bad boy dan good boy, sama-sama bersaing menjadi
branding diri yang fair.
Youtube sebagai media kebebasan berekspresi
Di
televisi swasta kita, mungkin masih ketat aturan siapa saja entertainer yang
bisa mengisi sebuah program unggulan. Tapi beda dengan Youtube, mereka bebas
berekspresi, mulai dari penampilan fisik sampai obrolan, yang tanpa sensor. Dan
itu memang tak bisa di pungkiri bahwa obrolan mereka menarik, meskipun ada yang
tanpa faedah.
Tapi
anehnya hampir semua warganet menerima kedua branding tersebut (bad boy dan
good boy). Meskipun mereka tak bisa lepas dari gerombolan haters dan lovers.
Faktanya mereka tetap melenggang melaju dengan segala kreatifitas yang tanpa
batas. Dan ujung-ujungnya merea diberikan ksesempatan muncul di TV juga.
Misalnya Uus dan Yong Lex bisa menjadi Host sebuah program di TV.
Jadi
menjadi bad boy yang kreatif atau cowok baik-baik adalah sebuah pilihan . Yang
paling penting adalah hasil karya yang jujur dan sikap profesional. Setuju
nggak?
Tidak ada komentar: