Review Film Perempuan Tanah Jahanam: Film Feminis yang Sadis
Jujur
sebenarnya saya nggak terlalu suka film horor. Paling malas dikaget-kageti. Satu-satunya
film horor yang saya tonton di bioskop hanya “Jelangkung” tahun 2001 yang
skenarionya ditulis oleh Rizal Mantovani. Setelah film tersebut booming, banyak film hantu lain
bergentayangan dan saya tak pernah lagi nonton film horor. Karena, semua tahu dong,
banyak film horor yang hanya mengandalkan bintang seksi dan berbau sensual
saja. Ini jualan film atau jualan body?
Sampai
saya tahu bahwa tanggal 17 Oktober kemarin sudah tayang perdana film Perempuan
Tanah Jahanam (PTJ atau disingkat Petjah) yang di tulis dan disutradarai
sendiri oleh Joko Anwar. Pada tahu lah siapa seorang Joko Anwar yang filmnya
meledak dan keren banget “Pengabdi Setan” versi baru. Dan tahun ini, saya
semakin penasaran dengan film PTJ yang katanya bukan film horor biasa. Film
yang tidak mengandalkan hantu-hantu mainstream macam Kuntilanak, Pocong, Suster
Ngesot, Tuyul atau teman-temannya. Tapi semacam horor psikologis ada juga yang
bilang film psikopath. Apalagi ditambah aktris Christine Hakim yang untuk pertama
kalinya main film horor. Semakin penasaranlah saya, sebagus apa sih naskah film
ini sampai seorang Christine Hakim mau ikut ambil peran di film ini?
Saya
bukan kritikus film, tapi saya hanya kasih pendapat pribadi saja, apa yang saya
rasakan setelah nonton film horor untuk usia 17+ ini.
Foto: Istimewa Teaser Poster "Perempuan Tanah Jahanam" |
Film
Feminis
Film yang berdurasi hampir 2 jam ini, benar-benar bikin
penonton tahan napas karena saking tegangnya, saking sadisnya. Film yang
diperankan oleh empat perempuan ini, ada Tara Basro, Marissa Anita, Christine Hakim
dan Asmara Abigail, memiliki karakter yang kuat dan berani. Saya tak mau
membahas sinopsis ya. Tapi di sisi mana yang di sebut feminis? Ada adegan
dimana Dini (Marissa Anita) menghadapi pelecehan seksual dengan tegas dan
berani (yang dikira akan diperkosa) yang
dilakukan oleh beberapa laki-laki, meskipun tidak semua perempuan bisa bersikap
berani saat menghadapi pelecehan yang sama.
Ada lagi scene
saat Maya (Tara basro) dan Dini yang sedang nongkrong di toilet, tiba-tiba
ada laki-laki yang nyelonong masuk ke toilet perempuan, tentu saja mereka memaki-maki
lelaki itu dan menyuruh untuk cepat keluar toilet. Ini menunjukkan bahwa
laki-laki dimana-mana- di desa atau di kota, tetap menunjukkan kekuatannya dan bisa
berbuat semena-mena terhadap perempuan.
Scene
lain yang tak bisa saya lupakan adalah ketika Ratih (Asmara Abigail) yang juga
mendapatkan pelecehan seksual dari seorang laki-laki, menawarkan dirinya
menjadi teman tidur Ratih yang kesepian ditinggal suaminya keluar kota. Tapi
Ratih dengan berani menyayat pahanya sendiri dan mengancam bunuh diri dengan
menaruh pisau di lehernya. Ini menunjukkan bahwa tidak semua perempuan itu
lemah. Dan perempuan harus berani melawan segala macam bentuk pelecehan.
Secara keseluruhan film Perempuan Tanah Jahanam
(Impetigore) ini bagus. Akting yang paling ciamik adalah ..... applause untuk Marissa Anita! You’re Rock! Keren banget,
Mbak. Tentu akting pemain lainnya juga bagus-bagus kok. Music score nya luar biasa, bisa mendukung ketegangan sepanjang film,
yang digarap oleh Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Merle, dan Mian Tiara. Ide
ceritanya tentang kutukan ini juga menarik, meskipun punya ending yang kurang memuaskan (banyak penonton merasakan ini juga
sih). Udah ah, bikin ending yang
memuaskan semua mata memang tidak mudah sama sekali.
Selamat Joko Anwar sudah seminggu tayang, jumlah penontonnya
sudah 600 ribu lebih. Karena memang meskipun nggak ada video behind the scene untuk promosi film,
tapi promosinya gila-gilaan. Mulai dari Youtube interview, radio, TV juga
Cinema visit yang seru banget. Coba tebak, kira-kira menurut kalian film ini
apakah bisa tembus sejuta atau 2 juta penonton?
Tidak ada komentar: