Review Novel Dear John; Saling Cinta Tak Selalu Bersama
Yup, novel ini menceritakan bahwa yang lebih dekat memang akan 'lebih sering menang' daripada yang jauh. Hehehhe....
Nicholas Sparks memang jagoan dalam hal menulis novel
romance. Apalagi romansa sedih dan patah hati. Awalnya saya menonton film ini,
terus penasaran ingin baca novelnya dalam versi terjemahan yang dicetak oleh
Gramedia Pustaka Utama. Novel yang diterbitkan 2010 ini dialihbahasakan oleh
Barokah Ruziati dann cukup nyaman dibaca.
Ini novel kedua karya Nicholas Sparks yang saya baca setelah
Safe Haven. Kalau menurut teman-teman, novel Sparks mana lagi yang menyenangkan
dibaca? Tolong kasih rekomendasi ya.
SINOPSIS:
Novel dengan tebal 387 halaman ini,
cukup memuaskan hati meskipun ada sedikit perbedaan dengan versi filmnya. Tapi
sangat wajar karena medianya berbeda. Anehnya, ada dua adegan berbeda versi
film dan novel yang membuat saya terharu. Nanti di bagian akhir akan saya
ceritakan.
Ada empat karakter utama yang mencolok
di novel ini. Diantaranya pasti John Tyree, Savannah Lynn Curtis, Ayah John
(Bill Tyree) dan Tim. Masing-masing karakter digambarkan Sparks dengan sangat
gamblang dan membuat pembaca jatuh hati pada setiap karakter yang diciptakan.
John seorang tantara Angkatan Darat yang sangat mencintai Savannah dengan
segala permasalahannya dan kedekatannya dengan Ayah yang kurang akrab, Savannah,
seorang mahasiswi yang tidak menduga secepat itu bisa jatuh cinta dengan John
dan paham akan masalah LDR yang akan menyakitkan ketika John bertugas. Ayah
John seorang kolektor koin lama yang single parent membesarkan John dengan penuh
perhatian. Dan satu lagi adalah Tim, sosok sahabat Savannah yang pada akhirnya menjadi
suaminya (maaf spoiler). Jangan diteruskan kalau tidak ingin spoiler.
John yang sedang cuti selama 2 minggu
bermain selancar di pantai dan tidak sengaja bertemu dengan Savannah. Pertemuan
unik ketika Savannah jalan-jalan di tepi jembatan, tas rajutnya jatuh ke laut
dan tak disangka John langsung melompat mengambil tas Savannah. Dan mereka pun
berkenalan. Dari situlah kedekatan mereka terjalin.
Singkat cerita mereka saling jatuh
cinta dan tiba saatnya mereka harus berpisah jarak dan waktu karena John harus
kembali bertugas menjadi tentara Amerika. Yang membuat mereka terus terhubung
adalah mereka tetap berkomunikasi dengan saling berkirim surat yang diawali
dengan Dear John (kalau Savannah yang menulis), seperti judul novel ini. Saat
bertemu lagi mereka saling berjanji untuk menikah pada saatnya nanti.
Tapi yang terjadi adalah John kembali
bertugas dan pada saat kejadian 9/11, John harus bertugas ekstra keras. Dia
tidak pulang selama beberapa tahun dan surat Savannah sudah jarang datang
sampai akhirnya dia menuliskan salam perpisahan sebab akan menikah. Tentu ini
menjadi kenyataan yang sangat pahit dan menyakitkan bagi John. Di novel ini tak
ada adegan John membakar surat-surat Savannah, sedangkan di film ada adegan
itu. Ini untuk memperlihatkan betapa patah hatinya John.
Ketika John pulang (karena ayahnya
meninggal), dia juga bertemu Savannah dan melihat ada fotonya bersama Tim yang
memakai baju pengantin. Sungguh menyakitkan hati John. Dan dalam buku ini juga dijelaskan
sangat detail alasan mengapa Savannah menikah dengan Tim sahabatnya sendiri. Orangtua
Tim meninggal kecelakaan dan dia hanya bersama adiknya Alan yang punya kebutuhan
khusus (autism). Dan itulah yang jadi alasan kenapa Savannah mengambil jurusan
psikologi di kuliahnya. Berbeda dengan di film, karakter Alan adalah anaknya
Tim, bukan adiknya. Mungkin ada beberapa pertimbangan kenapa dibuat begitu. Bisa
jadi untuk lebih menekankan bahwa Tim usianya lebih tua dibanding Savannah.
Ini memang bukan kisah yang happy
ending. Mereka berpisah dan pada akhirnya memang cinta tak selalu bisa
bersama. Tapi dalam versi film, endingnya John bertemu dengan Savannah secara
tak sengaja di sebuah kafe, lalu tamat.
Adegan paling menyedihkan di novel
ini, tentu saja saat mereka harus mengakhiri semua dan harus berpisah. Saat Savannah
bertanya, apakah kita akan bertemu lagi. John menjawab tidak tahu dan berharap
tidak bertemu lagi. Savannah berurai air mata dan John bilang bahwa dia
mencintai Savannah dan akan selalu mencintainya. “Kau hal terbaik yang pernah
terjadi kepadaku. Kau sahabatku dan kekasihku, dan aku tidak menyesali
sedetikpun perjumpaan kita. Kau membuatku merasa hidup lagi, dan lebih dari
segalanya. Kau memberikan ayahku padaku, Aku tidak akan pernah melupakanmu
untuk itu. Kau akan selalu menjadi bagian terbaik hidupku. Aku minta maaf harus
berakhir seperti ini. Tapi aku harus pergi. Dan kau harus menemui suamimu.”
Sedangkan di film, ada adegan John
pulang meninggalkan Savannah, masuk mobil dengan hati yang teriris memukul-mukul
setir mobil. Channing Tatum dan Amanda Seyfried memang chemistrinya ‘lumayan’
bisa dipercaya dalam film ini. Saya memberi skor 7/10. Ada yang setuju?
Kalau menurut kalian, adegan mana yang
paling membuat terharu?
Video Trailer (Youtube)
Tidak ada komentar: